Rabu, 15 Maret 2017

aneka macam pakn buat unggas bagian pertama

Jenis-jenis Bahan Baku Pakan Ternak Unggas
Bahan pakan ternak adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan
digunakan oleh ternak. Bahan pakan dapat berasal dari tanaman
dan hewan. Semua bahan pakan baik yang berasal dari tanaman
maupun hewan terdiri dari air dan bahan kering. Bahan kering
dapat dibedakan menjadi bahan organik dan bahan anorganik.
Bahan organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
sedangkan bahan anorganik meliputi mineral.


Pada umumnya tanaman menjadi sumber pakan utama bagi ternak.
Dalam proses fotosintesa, tanaman dapat menggunakan energi
matahari untuk mensintesa zat makanan organik yang kompleks
dari bahan-bahan sederhana seperti karbondioksida dalam udara
dengan air dan unsur anorganik dari tanah. Bagian terbesar dari
energi yang diserap tanaman disimpan dalam bentuk energi
kimiawi yang dapat digunakan ternak untuk kelangsungan
hidupnya atau untuk kebutuhan hidup pokok dan untuk
mensintesa jaringan tubuhnya.
Bahan baku pakan    dapat dikelompokkan menjadi bahan baku
pakan sebagai sumber energi, bahan baku pakan sebagai sumber
protein (nabati dan hewani), bahan baku pakan sebagai sumber
Bahan Pakan
Air  Bahan Kering
Bahan Organik
 Karbohidrat
 Lemak
 Protein
 Vitamin
Bahan Anorganik
 Mineral
15
mineral, serta bahan baku pakan tambahan dan pelengkap (feed
additive dan feed suplement) .
a)  Bahan baku pakan sebagai sumber energi
Beberapa bahan baku pakan sumber energi antara lain :
  Padi
Tujuan utama padi ditanam adalah untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Padi yang kualitasnya tidak memenuhi
syarat untuk konsumsi manusia, dapat digunakan untuk
pakan ternak. Sebagai bahan pakan ternak, padi  dapat
diberikan dalam bentuk gabah atau beras. Tentu kedua
bentuk tersebut mempunyai nilai nutrisi yang sangat
berbeda. Gabah dapat diberikan kepada ayam semua umur,
kecuali anak ayam yang masih sangat muda. Gabah
mengandung 40% serat kasar dan 11-18% silika yang
merupakan 25% dari berat gabah.

  Jagung
Jagung merupakan bahan pakan ternak yang baik untuk
semua jenis ternak,  sehingga dijuluki ”The King of Cereal”.
Jagung mempunyai beberapa kelebihan antara lain kaya
BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) yang hampir
seluruhnya pati dan kandungan lemak tinggi. Pada jagung
kuning kaya akan pro vitamin A, thiamin, sistin dan
mengandung pigmen kuning atau cryptozanthin  yang sangat
berguna untuk memberi warna kuning telur, kaki dan kulit
broiler. Kekurangan yang ada pada jagung adalah defisiensi
asam amino lisin dan triptophan serta miskin mineral Ca.
Kandungan protein, asam amino, dan energi jagung sangat
bervariasi tergantung dimana dan dalam kondisi bagaimana
jagung ditanam. Protein dalam jagung bervariasi 7  –  12%.
Jagung sebaiknya digiling kasar sebelum diberikan kepada
ternak. Penggilingan dilakukan sesaat sebelum proses
pencampuran pakan untuk menghindari terjadinya proses
ketengikan dalam penyimpanan karena jagung yang sudah
digiling lebih mudah tengik daripada jagung yang masih
utuh.

Ada 3 jenis jagung, yaitu jagung kuning, jagung merah, dan
jagung putih. Pada umumnya jagung kuning yang biasa
digunakan sebagai bahan baku pakan. Alasannya kandungan
nutrisi jagung kuning relatif lebih baik dibandingkan dengan
kedua jenis jagung lainnya. Selain itu, ketersediaan  jagung

kuning relatif memadai karena petani di Indonesia banyak
yang menanamnya. Meskipun demikian, fluktuasi banyak
yang menanamnya. Meskipun demikian, fluktuasi harga
yang cukup tajam menjadi salah satu titik lemah dari bahan
baku pakan ini. Keadaan ini disebabkan jagung kuning
masih digunakan manusia sebagai bahan makanan dan
angka produksinya masih rendah dan tidak stabil.
Angka produksi  yang masih rendah dan tidak stabil ini
sebenarnya lebih disebbkan oleh faktor teknis, yaitu
keterbatasan lahan penanaman jagung dan masih banyak
petani yang produksinya di bawah rata-rata bibit jagung
hibrida. Melihat kandungan energi matabolisme yang tinggi,
yaitu sebesar 3.360 kkal/kg jagung sering dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan baku penghasil energi. Dalam
pakan ternak unggas, jagung merupakan komposisi bahan
utama, sekitar 50% dari total komposisi pakan.
  Sorghum
Diantara bahan pakan butir-butiran, sorghum merupakan
bahan pakan yang mempunyai kandungan protein sangat
bervariasi 8  –  16% dan mempunyai kandungan energi
terbesar. Salah satu kendala penggunaan sorghum adalah
harganya yang mahal karena di Indonesia tidak banyak
ditanam. Beberapa kekurangan sorghum adalah :
  Mengandung zat anti nutrisi tanin yang mempunyai sifat
racun, sedikit larut dalam air, sangat larut dalam aseton
dan alkohol.
  Tidak mengandung karoten dan pro vitamin A.
  Kandungan pigmen xanthophyl sangat rendah.
19
  Defisiensi asam amino methionin, lisin dan arginin.

  Barley
Barley biasanya ditanam untuk tujuan industri minuman
(bier). Barley yang tidak memenuhi standar untuk
pembuatan bier, digunakan untuk pakan ternak. Kandungan
protein tidak bervariasi 8,0  –  15,5% dibandingkan dengan
bahan pakan lainnya; barley tergolong bahan pakan dengan
kandungan nutrisi terendah.

  Gandum
Kandungan protein gandum sangat bervariasi antara lain
tergantung dari jenis dan tempat pemanasan berkisar 7  –
22%. Gandum yang rusak sebelum dipanen karena
pengaruh cuaca bijinya mengkerut.
  Dedak
Bahan pakan ternak ini merupakan produk sampingan (side
product) penggilingan padi. Dedak biasanya bercampur
kulit. Kandungan proteinnya sekitar 12%. Penggunaannya
dalam ransum ayam,  terutama untuk anak ayam terkendala
oleh tingginya kandungan serat kasar yang mencapai 11%
atau lebih. Disamping itu karena kandungan lemaknya juga
tinggi kira-kira 13%, maka dedak mudah menjadi tengik
dalam penyimpanan. Kandungan mineral Ca yang sangat
rendah (0,05%) dan P yang cukup tinggi (±1,5%) menjadi
faktor pembatas penggunaan untuk unggas kecil.

Memanfaatkan dedak padi sebagai bahan pakan perlu
memperhatikan kualitas dedak padi  yang baik. Dedak harus
dipilih yang mengandung kulit ari beras dan menir atau
pecahan beras, tetapi tidak tercampur dengan kulit padi
yang keras atau pecahan sekam. Jika dedak ini tercampur
dengan kulit padi yang keras, kandungan nutrisinya akan
berbeda dan serat kasarnya pun akan meningkat hingga
25%.
  Bekatul
Kandungan nutrisi bekatul tergantung dari cara pengolahan
padi menjadi beras. Kandungan protein, Ca dan P hampir
mirip dengan dedak padi, tetapi kandungan serat kasarnya
jauh lebih rendah yaitu  kira-kira 4%. Oleh karena itu
bekatul dapat digunakan dalam ransum ayam dalam jumlah
lebih banyak dari pada dedak padi.

  Pollard
  Rice Pollard
Rice pollard  adalah campuran dari kulit, germ, bran
(dedak) maupun bekatul. Kandungan lemaknya antara
14  –  18% sehingga mudah tengik dalam penyimpanan.
Rice pollard dapat digunakan dalam ransum sampai
50%. Dalam ransum ayam petelur penggunaan rice
pollard  sampai 42% tidak mempunyai efek negatif pada
produksi telur, bahkan terbukti meningkatkan berat
telur.

Bahan ini merupakan hasil sisa pengolahan gandum
secara basah. Kandungan protein  wheat pollard  sangat
tinggi sekitar 60%, tetapi kandungan asam aminonya
tidak seimbang.  Hal ini merupakan faktor pembatas
penggunaan  wheat pollard  dalam ransum ayam, di
samping bentuknya yang sangat halus.
  Corn Gluten Meal (CGM)
Penggunaannya dalam ransum ayam disarankan 5% untuk
anak ayam dan 10% untuk ayam yang sedang tumbuh.
Gambar 11. Corn Gluten Meal
(Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013)
  DDGS
DDGS  (Destilled Dried Grains Soluble)  merupakan bahan
pakan yang berasal dari limbah ekstraksi jagung yang dibuat
etanol.  DDGS mangandung protein 24 –  28% dan digunakan
untuk pakan ternak sebagi sumber energi.

  Onggok
Onggok merupakan  produk sampingan dalam proses
pembuatan tepung tapioka. Onggok digunakan sebagai
bahan pakan ternak sumber energi.

  Tepung Tapioka
Tepung tapioka berasal dari  sngkong. Bahan pakan ini
biasanya digunakan sebagai salah satu bahan sumber energi
untuk pembuatan konsentrat pada sapi.
  Tepung Gaplek

Tepung gaplek dibuat dari ubi kayu setelah melalui proses
pengeringan dengan sinar matahari dan kemudian digiling
menjadi tepung. Tepung gaplek banyak mengandung pati
dan pada saat pengukusan pati tersebut diubah menjadi zat
perekat oleh uap panas. Dengan demikian, penggunaannya
sangat membantu sekali dalam pembuatan pakan bentuk
pellet sebab pellet yang dihasilkan akan menjadi lebih padat,
keras dan tidak mudah pecah.
  Tetes (Molases)
Molases merupakan hasil ikutan dari proses penggilingan
tebu untuk dijadikan gula. Molases berbentuk cairan kental,
berwarna coklat kemerah-merahan. Bahan ini biasa
digunakan untuk campuran pakan sapi. Untuk pakan  unggas
molases biasanya digunakan dalam jumlah sedikit.

  Bungkil Kelapa Sawit (Palm Kernel)
Bungkil kelapa sawit merupakan bahan pakan  sumber
protein biasa digunakan untuk menyusun konsentrat sapi.
  Kulit Kedelai
Kulit kedelai biasanya digunakan sebagai bahan penyusun
untuk konsentrat  sapi. Kulit kedelai  mengandung serat
kasar yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi.

28
  Kulit Kopi
Kulit kopi biasanya digunakan sebagai bahan penyusun
untuk konsentrat sapi. Kulit kopi mengandung serat kasar
yang tinggi dan sebagai bahan pakan sumber energi.

  Minyak nabati
Kebutuhan energi metabolisme yang sangat tinggi dalam
pakan ayam ras pedaging mencapai 2.800  –  3.200 kkal/kg,
sangat sulit tercapai jika hanya mengandalkan bahan baku
lain tanpa menggunakan minyak nabati. Minyak nabati
memiliki kandungan energi metabolisme sebesar 9.000
kkal/kg dan lemak sebesar 99%. ab
Dalam menyusun formula pakan ternak unggas, penggunaan
minyak nabati sebagai sumber energi pelengkap biasanya
sekitar 3  –  6%. Pemakaian bahan baku ini dapat
meningkatkan palatabilitas atau cita rasa pakan, tetapi
penggunaan minyak nabati yang berlebihan akan
menyebabkan pelet yang terbentuk mudah berubah kembli
menjadi bentuk tepung.
29
  Lemak hewan
Lemak hewan yang biasa digunakan untuk pakan adalah
lemak sapi yang diperoleh dari penjagalan hewan. Bahan
baku ini sangat berpotensi menjadi sumber energi karena
kandungan energi metabolismenya sangat besar, sekitar
7.700 kkal/kg. Penggunaan lemak sapi dalam pakan ayam
ternyata dapat menaikkan tingkat palatabilitas dan
konsumsi pakan. Untuk pemakaian sebagai bahan baku
pakan, lemak ini perlu dipanaskan terlebih dahulu dalam
wajan di atas api sampai mencair. Setelah cairan lemak
hewan agak dingin, boleh dicampurkan dengan dedak.
Campuran inilah yang kemudian dicampur dengan bahan
baku lainnya sesuai dengan formulasi yang telah disusun.
b)  Bahan baku pakan sebagai sumber protein
Bahan baku pakan sebagai sumber protein nabati antara lain :
  Bungkil Kelapa
Bahan pakan ini merupakan hasil sisa pengolahan minyak
kelapa. Daging kelapa yang dikeringkan sampai kandungan
airnya dibawah 6% disebut kopra. Setelah kopra diambil
minyaknya, maka bahan yang tersisa disebut bungkil
kelapa. Tergantung dari cara pengambilan minyak, ada dua
jenis bungkil kelapa. Yang pertama dihasilkan dari proses
pengambilan minyak secara ekstraksi dengan zat pelarut,
hasilnya disebut  extracted coconut oil.  Yang kedua
dihasilkan dari proses pengambilan minyak secara
ekstraksi dengan dipres, hasilnya disebut  expeller coconut
oil.  Penyimpanan bungkil kelapa dalam suhu tinggi akan
mempercepat  proses ketengikan. Oleh karena itu harus
diyakinkan bahwa bungkil kelapa yang akan digunakan
30
dalam ransum ayam tidak dalam keadaan tengik, karena
dapat menyebabkan diare. Bungkil kelapa dapat digunakan
dalam ransum untuk ayam semua umur.

  Bungkil kedelai
Karena sudah diambil minyaknya, maka kandungan
protein bungkil kedelai lebih tinggi dari pada kedelainya
sendiri yaitu sekitar 50%.  Bungkil kedelai merupakan
sumber asam amino esensial yang baik bagi ayam.
Kandungan energi metabolismenya juga tidak terlalu
rendah kira-kira 2200 kkal/ kg. Bungkil kedelai dapat
digunakan dalam ransum ayam semua umur.

  Kacang kedelai
Kacang kedelai utuh dapat juga digunakan sebagai bahan
baku pakan ternak karena ketersediaannya di dalam
negeri cukup memadai. Kecenderungan pasar dunia yang
semakin membutuhkan  bungkil kedelai telah menaikkan
harganya, sehingga saat ini harga bungkil kedelai lebih
mahal daripada kacang kedelai utuh.

Akhir-akhir ini telah ada suatu usaha untuk tetap
mempertahankan kandungan minyak dalam biji kedelai.
Kendala pemanfaatan kacang kedelai adalah kandungan
racun alami yang terdapat di dalamnya. Racun alami
tersebut berupa zat anti tripsin, yaitu zat yang dapat
menghambat kerja enzim tripsin dalam menyintesis
protein, sehingga akan menyebabkan pertumbuhan ayam
terhambat. Meskipun demikian, racun tersebut dapat
dihilangkan melalui proses pemanasan.  Bahan ini
32
mengandung protein sekitar  37  -  38%, sama dengan
protein biji kedelai tetapi karena minyaknya tidak diambil,
maka kandungan energinya lebih tinggi dari pada bungkil,
yaitu sekitar 3300  –  3.510  kkal/kg;    lemak 17,9%; serat
kasar 5,7%.  Karena bahan pakan sudah tidak lagi
mengandung tripsin inhibitor maka pemakaian dalam
ransum tidak terbatas.
  Bungkil kacang tanah
Bungkil kacang tanah mengandung asam amino methionin
dan lisin yang rendah. Penggunaannya dalam pakan ayam
tidak terbatas.  Bungkil kacang tanah sangat mudah
berjamur. Toxin yang sering terdapat dalam bungkil
kacang tanah, yaitu  aflatoxin  yang dihasilkan oleh jamur
Aspergillus flavus. Toxin ini dapat menyebabkan ayam
kehilangan nafsu makan sehingga menurunkan laju
pertumbuhan. Oleh karena itu bungkil kacang tanah yang
berjamur sebaiknya tidak digunakan dalam pakan ayam.

33
Kandungan energi metabolismenya sebesar 2.210 kkal/kg
dan protein kasarnya 24 –  47%. Kendala pemakaian bahan
baku ini adalah ketersediaannya mengandalkan impor.
Selain itu,  kandungan serat kasar yang cukup tinggi
membatasi penggunaannya. Dua kendala ini masih
ditambah lagi dengan sedikitnya kandungan asam amino
esensial. Jika lokasi peternakan di dekat pabrik minyak
kacang tanah, kendala ketersediaan dapat diatasi dengan
memanfaatkan limbah atau bungkilnya. Kelebihan bungkil
kacang tanah ini adalah meningkatkan palatabilitas.
Ternak unggas menyukai aroma bahan baku ini.
  Bungkil biji kapuk
Bungkil biji kapok mengandung lignin tinggi dan
mempunyai kecernaan rendah. Disamping itu mengandung
zat anti nutrisi gossipol yang merugikan bagi ternak. Ayam
dapat mentolerir gossipol bebas dari pakan sebanyak
0,01%. Penggunaan bungkil biji kapok dalam pakan
tergantung pada jumlah gossipolnya.
Bahan baku ini mempunyai kandungan protein yang cukup
tinggi, sekitar 25  –  30%. Namun, lagi-lagi kendalanya
adalah kandungan serat kasarnya cukup tinggi, mencapai
25%. Karena itu, jika ketersediaannya memadai, bisa
digunakan untuk bahan baku pakan hanya sampai 3%. Itu
pun hanya untuk tternak unggas  dewasa sebagai pakan
finisher. umumnya bahan baku ini digunakan sebagai
pakan ternak ruminansia, seperti sapi potong dan sapi
perah.  

  Ampas kecap
Ampas  kecap adalah buangan dari proses pembuatan
kecap. Sayang jika limbah ini tidak dimanfaatkan,
mengingat kandungan nutrisinya yang cukup baik. Untuk
dapat digunakan menjadi bahan baku pakan, ampas kecap
harus dikeringkan terlebih terlebih dahulu dan digiling
menjadi tepung. Nilai nutrisi yang terkandung di
dalamnya, protein 24,9% dan lemak 24,3%.
  Bunga Biji Matahari
Nilai nutrisinya tergantung dari cara pengolahan.  Bungkil
biji bunga matahari mengandung lisin dengan
availitabilitas yang rendah. Penggunaannya  dalam pakan
ayam tidak terbatas.
  Tepung daun lamtoro
Di Indonesia, daun lamtoro atau ipil-ipil kadang kala
digunakan dalam ransum ayam. Ditinjau dari kandungan
proteinnya, daun lamtoro lebih baik dibandingkan dengan
alfafa, berkisar antara 22  -  34%. Daun lamtoro juga
merupakan sumber beta caroten yang baik, yang penting
35
pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya kandungan
mimosin, maka penggunaannya dalam ransum ayam
menjadi terbatas. Untuk anak ayam disarankan tidak lebih
dari 5%  sedangkan untuk ayam  petelur dapat digunakan
sampai 15%.
Apabila di daerah peternak banyak dijumpai pohon
lamroro, akan sangat menguntungkan jika bisa dibuat
tepung daun lamtoro. Bahan ini dapat digunakan sebagai
sumber protein nabati yang cukup baik untuk campuran
pakan ternak. Selain itu, kandungan xanthophylnya cukup
baik sekitar 660 ppm. Nilai ini jauh di atas kandungan
xanthophyl jagung, sekitar 20 ppm. Oleh karena itu, tepung
daun lamtoro dapat juga digunakan sebagai pewarna
kuning di bagian kaki dan kulit ayam ras pedaging.
Proses pembuatan tepung daun lamtoro cukup sederhana.
Daun lamtoro dikeringkan dengan bantuan sinar matahari,
sekaligus untuk menghilangkan zat mimosin atau zat yang
dapat menyebabkan kerontokan bulu unggas, lalu
ditumbuk atau digiling menjadi tepung. Dalam industri
pakan, umumnya bahan baku ini tidak digunakan karena
kesulitan pengadaannya dan tidak ada jaminan
kemurniannya (sering dipalsukan). Namun, jika di daerah
peternak banyak didapatkan pohon lamtoro, sangat baik
jika dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan. Jika
dibuat tepung, daun lamtoro akan menghasilkan rendemen
30% dari bobot daun basah.

  Alfafa
Di Indonesia, daun lamtoro atau ipil-ipil, alfafa kadang kala
digunakan dalam ransum ayam. Ditinjau dari kandungan
proteinnya, daun lamtoro lebih baik dibandinkan dengan
alfafa, berkisar antara 22  -  34%. Daun lamtoro juga
merupakan sumber beta caroten yang baik, yang penting
pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya kandungan
mimosin, maka penggunaannya dalam ransum ayam
menjadi terbatas. Untuk anak ayam disarankan tidak lebih
dari 5%  sedangkan untuk ayam petelur dapat digunakan
sampai 15%.

  Lupin
Legum ini mungkin tidak  tumbuh di Indonesia, tetapi
banyak tumbuh di negara lain seperti Australia, amerika,
dll.
  Chick Pea
Bahan pakan ini banyak ditanam di beberapa di dunia ini
untuk kebutuhan konsumsi manusia.  Bijinya banyak
mengandung lisin, tetapi miskin akan asam amino yang
mengandung belerang dan triptophan.
38
  Kacang Hijau
Kacang hijau miskin akan asam amino yang mengandung
belerang dan triptophan.  Kacang hijau ini jarang
digunakan sebagai campuran bahan pakan.
c)  Bahan baku pakan sebagai sumber protein hewani antara
lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar